Jumat, 21 Agustus 2009

CADAR, JENGGOT DAN CELANA DIATAS MATA KAKI BUKANLAH TERORIS!!!!!!


Penampilan seperti ini BUKANLAH Teroris

Setelah peristiwa pengeboman Mega Kuningan 17 Juli 2009, polisi mulai melancarkan operasi penangkapan terhadap orang-orang yang diduga teroris. Seperti kemarin baru saja kita saksikan penyergapan di Jatiasih dan Temanggung yang dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri. Dalam penyergapan tersebut diduga bahwa kepolisian telah berhasil menewaskan pelaku teroris nomor satu di negeri ini yaitu Noordin M Top, yang berkewanegaraan Malaysia. Di samping itu, kita lihat di beberapa tempat polisi juga melakukan raziah dengan tujuan untuk mencari orang-orang yang diduga teroris.
Namun bukanlah peristiwa ini yang kami sayangkan. Yang kami risaukan adalah tanggapan masyarakat saat ini mengenai orang-orang yang berpenampilan sama dengan pelaku-pelaku pengeboman. Sejak masa Amrozi dan Ali Imron dulu, sebagian orang memiliki anggapan bahwa orang-orang yang berjenggot dan memakai celana di atas mata kaki adalah orang-orang yang sekelompok dengan Noordin cs. Atau istri-istri mereka yang mengenakan cadar dituduh sebagai istri para teroris.
Oleh karena itu, dalam tulisan yang singkat ini, kami ingin sekali memberikan penjelasan kepada kaum muslimin bahwa tidak setiap orang yang berpenampilan sama itu memiliki kesamaan dalam tingkah laku. Jadi, belum tentu orang yang berpenampilan dengan celana di atas mata kaki atau berjenggot adalah teroris atau temannya teroris atau sekomplotan dengan teroris. Tidak otomatis dari penampilan semata seseorang bisa dituduh teroris.
Semoga setiap muslim yang membaca artikel ini mendapatkan pencerahan dan mendapatkan taufik dari Allah Ta’ala.

Mengenai Penutup Wajah (Cadar)

Perlu diketahui bahwasanya menutup wajah itu memiliki dasar dari ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terlepas apakah menutup wajah merupakan suatu yang wajib ataukah mustahab (dianjurkan). Kita dapat melihat dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para wanita, “Wanita yang berihrom itu tidak boleh mengenakan niqob maupun kaos tangan.” (HR. Bukhari, An Nasa’i, Al Baihaqi, Ahmad dari Ibnu Umar secara marfu’ –yaitu sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-). Niqob adalah kain penutup wajah mulai dari hidung atau dari bawah lekuk mata ke bawah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika menafsirkan surat An Nur ayat 59 berkata, ”Ini menunjukkan bahwa cadar dan kaos tangan biasa dipakai oleh wanita-wanita yang tidak sedang berihrom. Hal itu menunjukkan bahwa mereka itu menutup wajah dan kedua tangan mereka.”
Sebagai bukti lainnya juga, dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Ummahatul Mukminin (Ibunda orang mukmin yaitu istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) biasa menutup wajah-wajah mereka. Di antara riwayat tersebut adalah : Dari Abdullah bin ‘Umar, beliau berkata, ”Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlihatkan Shofiyah kepada para shahabiyah, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Aisyah mengenakan cadar di kerumunan para wanita. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui kalau itu adalah Aisyah dari cadarnya.” (HR. Ibnu Sa’ad)
Jadi, lihatlah bahwa para istri Nabi juga para sahabat sudah terbiasa menggunakan penutup wajah. Mungkin kaum muslimin saat ini saja yang merasa asing dan aneh dengan penampilan semacam itu.

Mengenai Jenggot

Dari Anas bin Malik –pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengatakan, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah laki-laki yang berperawakan terlalu tinggi dan tidak juga pendek. Kulitnya tidaklah putih sekali dan tidak juga coklat. Rambutnya tidak keriting dan tidak lurus. Allah mengutus beliau sebagai Rasul di saat beliau berumur 40 tahun, lalu tinggal di Makkah selama 10 tahun. Kemudian tinggal di Madinah selama 10 tahun pula, lalu wafat di penghujung tahun enam puluhan. Di kepala serta jenggotnya hanya terdapat 20 helai rambut yang sudah putih.” (Lihat Mukhtashor Syama’il Muhammadiyyah, Muhammad Nashirudin Al Albani, hal. 13, Al Maktabah Al Islamiyyah Aman-Yordan. Beliau katakan hadits ini shohih)
Lihatlah saudaraku, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat di atas dengan sangat jelas terlihat memiliki jenggot. Lalu pantaskah beliau dikatakan sebagai biang kerok berbagai bom terror sebagaimana yang dikatakan pada Noordin M Top dan Amrozi?! Semoga lidah dan lisan kita tidak mengeluarkan perkataaan semacam ini.

Mengenai Celana Di Atas Mata Kaki

Celana di atas mata kaki juga termasuk ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini dikhususkan bagi laki-laki, sedangkan wanita diperintahkan untuk menutup telapak kakinya.
Dari Al Asy’ats bin Sulaim, ia berkata: Saya pernah mendengar bibi saya menceritakan dari pamannya yang berkata, “Ketika saya sedang berjalan di kota Al Madinah, tiba-tiba seorang laki-laki di belakangku berkata, ’Angkat kainmu, karena itu akan lebih bersih.’ Ternyata orang yang berbicara itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku berkata, ”Sesungguhnya yang kukenakan ini tak lebih hanyalah burdah yang bergaris-garis hitam dan putih”. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak menjadikan aku sebagai teladan?” Aku melihat kain sarung beliau, ternyata ujung bawahnya di pertengahan kedua betisnya.” (Lihat Mukhtashor Syama’il Muhammadiyyah, hal. 69, Al Maktabah Al Islamiyyah Aman-Yordan. Beliau katakan hadits ini shohih)

Dari penjelasan yang dipaparkan di atas, kami rasa sudah cukup jelas bahwa penampilan berjenggot, bercadar bagi muslimah dan berpenampilan dengan celana di atas mata kaki adalah termasuk ajaran Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu pantaskah orang yang mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan teroris atau biang kerok pengeboman atau dikatakan komplotannya Noordin M Top? Atau pantaskah pula dikatakan kepada orang yang memakai cadar dengan panggilan ‘ninja’ atau istri teroris; atau kepada orang yang celananya cingkrang (di atas mata kaki) dengan sebutan ‘celana kebanjiran’; atau orang yang berjenggot disebut ‘kambing’? Padahal di sana, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpenampilan berjenggot dan celananya di atas mata kaki. Begitu pula istri-istri beliau adalah istri-istri yang menutup wajah mereka dengan cadar.

Perhatikanlah suadaraku, sesungguhnya karena lisan seseorang bisa terjerumus dalam jurang kebinasaan. Hendaklah seseorang berpikir dulu sebelum berbicara. Siapa tahu karena lisannya, dia akan dilempar ke neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim no.7673)

Janganlah Mengolok-olok Orang yang Mengikuti Ajaran Nabi

Tidak diragukan lagi bahwa mengolok-olok Allah, Rasul-Nya, ayat-ayat-Nya dan syari’at-Nya termasuk dalam kekafiran sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah [9] : 65-66).
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah, seorang ulama besar dan faqih di Saudi Arabia pernah ditanyakan, ”Apakah termasuk dalam dua ayat yang disebutkan sebelumnya (yaitu surat At Taubah ayat 65-66, pen) bagi orang-orang yang mengejek dan mengolok-olok orang yang memelihara jenggot dan yang komitmen dengan agama ini?”
Beliau rahimahullah menjawab, ”Mereka yang mengejek orang yang komitmen dengan agama Allah dan yang menunaikan perintah-Nya, jika mereka mengejek ajaran agama yang mereka laksanakan, maka ini termasuk mengolok-olok mereka dan mengolok-olok syari’at (ajaran) Islam. Dan mengolok-olok syari’at ini termasuk kekafiran.
Adapun jika mereka mengolok-olok orangnya secara langsung (tanpa melihat pada ajaran agama yang dilakukannya baik itu pakaian atau jenggot), maka semacam ini tidaklah kafir. Karena seseorang bisa saja mengolok-olok orang tersebut atau perbuatannya. Namun setiap orang seharusnya berhati-hati, jangan sampai dia mengolok-olok para ulama atau orang-orang yang komitmen dengan Kitabullah dan Sunnah (petunjuk) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat Fatawal Aqidah wa Arkanil Islam, Darul ‘Aqidah, hal. 120)

Perlu kami tegaskan sekali lagi, tulisan ini bukanlah dimaksudkan untuk mendukung aksi-aksi terror dan pengeboman. Bahkan perlu diketahui bahwa kami termasuk yang menentang aksi-aksi semacam itu sebagaimana yang pernah kami ungkapkan dalam beberapa tulisan kami yang lalu.

Juga bagi kaum muslimin yang memang belum bisa menunaikan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara sempurna seperti berpenampilan berjenggot dan celana di atas mata kaki, kami naseharkan agar jangan sampai mencela orang-orang yang ingin mengikuti ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kalau memang belum sanggup atau merasa berat, cukuplah lisan-lisan kalian diam dan tidak turut mencela. Karena penampilan seperti ini jelas-jelas adalah ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga tidak pantas dicemooh dan dicela. Adapun mengenai hukum jenggot dan celana di atas mata kaki, bukanlah di sini tempatnya. Kami memiliki pembahasan tersendiri mengenai hal ini.

Semoga Allah memberi taufik dan hidayah bagi setiap muslim yang membaca tulisan ini. Semoga kita menjadi orang-orang yang selalu mengagungkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

***

Penulis: Muhammad Abduh Tuasika

Baca Selanjutnya... »»

Sabtu, 04 April 2009


Tim Bulan Sabit Merah berehat bentar ke piramid mesir sebelum pulang ke Indonesia setelah bertugas hampir satu bulan di perbatasan Mesir-Palestina.....


Baca Selanjutnya... »»


Tim Bulan Sabit Merah Indonesia Lagi rehat saat perjalanan ke perbatasan mesir-palestina yang menempuh hampir 500 km dan melewati 10 pos penjagaan tentara mesir bersenjata


Baca Selanjutnya... »»


Foto bersama Tim bulan Sabit Merah Dengan Wakil Gubernur Sinai Utara


Baca Selanjutnya... »»

Selasa, 27 Januari 2009

HABBATUS SAUDA (JINTAN HITAM) SEBAGAI BAHAN OBAT ALTERNATIF

MUKADDIMAH
ALLAH Azza wa Jalla tidak menjadikan apa-apa yang Ia ciptakan hanyalah sia-sia belaka melainkan ada hikmah dibalik semua penciptaan-Nya itu".....Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau Menciptakan Semua Ini Dengan Sia-Sia"(Terjemahan QS Ali 'Imran ayat 191)
ALLAH Azza wa Jalla menjadikan tanah sebagai tempat tumbuhnya segala macam tumbuh-tumbuhan yang berguna ada diantaranya dapat digunakan sebagai bahan makanan seperti berbagai suku padi-padian (Poaceae) yang merupakan sumber karbohirat seperti padi dan gandum dan ada pula tanaman sebagai sumber protein nabati dari suku polong-polongan (Leguminoceae) seperti kacang kedelai dan kacang tanah. Ini hanyalah contoh kecil dari apa yang telah ditumbuhkan oleh tanah dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dalam mempertahkan kelangsungan hidupnya.



Jintan yang kerap digunakan bijinya, termasuk sebagai salah satu bahan bumbu dapur berbau khas. Biasanya, masakan-masakan daerah seperti dari Jawa dan Sumatera sering menambahkan bahan ini ke dalam masakannya. Jenis jintan, terbagi dalam dua rupa, yaitu jintan putih dan jintan hitam. Jintan yang sering dijadikan bumbu masak adalah jintan putih.

Khusus jintan hitam (Nigella sativa Linn) ternyata banyak mengandung khasiat untuk mengatasi berbagai penyakit. Di beberapa daerah, biji yang juga disebut jintan hitam pahit di Malaysia ini juga digunakan sebagai peluruh keringat, peluruh kentut, perangsang, peluruh haid, dan memperlancar air susu ibu (ASI).
Jintan hitam yang dikenal juga sebagai Black cumin,Kalonji, habbatus sauda, black seed, love in the mist, fitches,black caraway, black onion seed,charnushka.
Klasifikasi Habbatus Sauda (Jintan Hitam) sebagai berikut :
Kingdom : Plantarum
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Sub Klas : Dialypetalae
Ordo : Ranunculales
Familia : Ranunculaceae
Genus : Nigella
Species : Nigella sativa
Pohon jintan hitam mempunyai daun tunggal kadang juga dijumpai berdaun majemuk dengan posisi tersebar atau berhadapan. Bentuk daunnya bulat telur berujung lancip pada permukaannya terdapat bulu halus memiliki panjangnya 5 -10 cm. Jintan hitam dihasilkan dari bijinya. Pohonnya menghasilkan bunga berwarna ungu muda atau putih. Tumbuhan jintan ini umumnya memiliki tinggi 50 centimeter berbatang tegak, berkayu dan berbentuk bulat menusuk. Buahnya berbentuk kapsul yang mengandung banyak biji-biji kecil berwarna putih dan berbentuk trigonal. Setelah matang kapsulnya terbuka dan biji-biji ini akan berubah menjadi hitam setelah terpapar di udara.
Tumbuhan ini mengandung glikosida saponin, minyak atsiri, zat pahit, minyak lemak,d-limonena, simena, saponin, zat pahit, jigelin, nigelon, dan timokonon. Berbagai kandungan ini didapat dari biji jintan hitam.
Secara terperinci kandungan dalam jintan hitam adalah sebagai berikut:
* Monosaccharide glukosa, xylosa dsb.
* Mengandung komponen yang berguna sebagai bahan diet fiber (Serat).
* Kaya dengan fatty acid yang tidak jenuh (unsaturated essential fatty acids, EFA).
EFA tidak dihasilkan oleh tubuh kita, karena itu sumber utamanya ialah makanan.
* Asam amino yang membentuk protein. Asam amino tidak dapaj disintesis
secukupnya dalam tubuh kita. Oleh karena itu sumber utamanya juga dari makanan.
* Mengandung karotene yang kemudian diproses oleh (liver) mejadi vitamin A.
Vitamin A adalah dikenali sebagai anti-cancer activity.
* Sumber kalsium, zat besi dan potassium yang berfungsi sebagai (cofactors)
pengimbang kepada fungsi enzim.



HABBATUS SAUDA DALAM PENGOBATAN
Hadits Rasulullah Tentang Habbatus Sauda
Terdapat sebanyak 14 Hadis Sahih tentang kehebatan dan kelebihan Habbatus Sauda diantaranya :
"Tetaplah kamu berobat dengan Habbatus Sauda, karena sesungguhnya ia mengandung bahan penyembuh bagi setiap penyakit kecuali mati". (HR Al-Bukhari)



إِنّاَ هَذِهِ الحَبَّةَ السَوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلاَّ مِنَ السَّامِ , قُلْـتُ

وَمَا السَّامُ؟ قَالَ: المَوْتُ


Artinya : "Sesungguhnya, al-Habbatus al-Sauda' dapat menyembuhkan segala penyakit, kecuali al-Sam." Sahabat bertanya: "Apakah al-Sam itu ?" Rasulullah Shallallalhu Alahi wa Sallam menjawab : 'Al-Sam yaitu maut !" ( Riwayat Bukhari )
Didalam kitab Sahih Bukhari Muslim, Abu Hurairah Radiallahu Anhu berkata bahawa dia pernah mendengar Rasullah Shallallalhu Alahi wa Sallam bersabda seperti berikut :

عَلَيْكُمْ بِهذِهِ الحَبَّةَ السَوْدَاءِ فَإِنَّ فِيْهَا شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلاَّ السَّامَ وَالسَّامُ اْلمَوْتُ


Artinya : "Tetaplah dengan al-Habbah al-Sauda" karena sesungguhnya ia mengandung obat bagi segala penyakit, kecuali al-Sam atau mati."


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ: "فِيْ الحَبَّة السَوْدَاء شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلَّا السَامَ"


Artinya : "Dari Abu Hurairah Radiallahu Anhu berkata, Rasullah Shallallalhu Alahi wa Sallam telah bersabda : 'Pada al-Habbah al-Sauda' terdapat obat bagi segala penyakit, kecuali al-Sam."
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, Bukhari dan Ibnu Majah. Dan hadis ini tercantum dalam himpunan hadis-hadis sahih nombor 857.

Sejarah Penggunaan
Jintan hitam telah digunakan sejak dahulu kala , asalnya ia digunakan oleh orang-orang Parsi dan Yahudi dalam masakan dan pengobatan mereka. Ia berasal dari kawasan medditeranean, namun kini ia juga ditanam di Afrika utara dan sesetengah bahagian asia seperti india.
Minyak jintan hitam ini awalnya dijumpai di kubur Firaun Tutankhamen di Mesir. Kemungkinan bahan ini sebagai salah satu ramuan pengawetan mayat (mummification) dizaman purba Mesir. Ia juga digunakan oleh cleopatra untuk kesehatan dan kecantikannya.
Habbatus Sauda boleh dianggap sebagai bagian dari 'holistic approach' terhadap kesehatan tubuh dan ia paling ideal dijadikan bahan makanan selingan. Berdasarkan pada banyaknya hadis dan penelitian modern, Habbatus Sauda mampu meningkatkan sistim ketahanan tubuh (immune system) dalam jangka waktu yang lama dengan memenuhi kebutuhan optimal yang diperlukan oleh tubuh untuk mencegah dan melawan penyakit.
Hasil-Hasil Penelitian Ilmiah
Sejak tahun 1959, lebih dari 200 penelitian dihasilkan oleh perguruan tinggi diberbagai negara dan artikel yang dikeluarkan oleh berbagai jurnal kesehatan telah menunjukkan penemuan yang membuktikan kebenaran khasiat tradisional Habbatus Sauda yang telah digunakan sejak 2,000 tahun lalu.
Berikut ialah sebagian dari penelitian dan artikel pengobatan tentang Habbatus Sauda:
1. Habbatus Sauda merangsang tenaga dan membantu memulihkan kelelahan dan semangat. (Buku Ibnu Sina "Canon of Medicines")
2. Masalah perut, kecacingan, masalah kulit seperti jerawat, haid, menambah ASI pada wanita menyusui, menambah pengaliran air liur dan sebagainya.
(Buku Ibnu Qayyim "Medicine of the Prophet")
3. Bahan ekstrak Habbatus Sauda menunjukkan kesan amat positif terhadap sistem kekebalan tubuh dan boleh digunakan sebagai "bio-regulator'. (Professor G. Rietmuller, Director of Institute of Immunology, University of Munich, Germany)
4. Penelitian oleh Dr. Ahmad El-Qadi (Islamabad, Pakistan) dan Dr. Usama Qandil (Florida, USA) mendapati pengambilan 1 gram Habbatus Sauda sebanyak dua kali sehari mempunyai kesan peningkatan yang mengagumkan terhadap fungsi kekebalan tubuh. Penemuan ini dianggap penting untuk memungkinkan penggunaan Habbatus Sauda sebagai bahan peningkatan immunitas tubuh untuk rawatan kanser, AIDS dan penyakit-penyakit berkenaan kekurangan kekebalan tubuh yang lain.
5. Penelitian oleh Dr. Haq terhadap sukarelawan pesakit AIDS di Department of Biological and Medical Research Centre, Rilyadh menunjukkan bahawa Habbatus Sauda berupaya meningkatkan kadar diantara 'helper T-cells' dan 'suppresser T-cells' sebanyak 55%. Aktivitas 'natural killer cells' juga menunjukkan peningkatan rata-rata sebanyak 30%.
6. Dr. Peter Schleicher, seorang pakar immunisasi (immunologist) di Munich meneliti bahwa Habbatus Sauda berhasil menyembuhkan seramai 420 dari 600 orang sukarelawan penyakit allergik. Kebanyakan penyakit-penyakit ini mengidap allergik terhadap 'pollen' dan serbuk sari, jerawat dan saraf kulit, penyakit lelah dan penyakit-penyakit yang pada umumnya mempunyai hubungan dengan daya tahan tubuh yang lemah ( Dr. Peter Schleicher telah dipilih sebagai profesor paling muda di World Academy of Scientist)
7. Peneliti Amerika menulis laporan pertama di dunia mengenai kesan 'anti-tumor'
yang ditunjukkan oleh Habbatus Sauda. ("Study of the Effects of Nigella
Sativa on Humans")
8. Habbatus Sauda berupaya menghentikan 'inflammations' dan masalah saraf
kulit (neurodermitis) (Professor Michael Meurer, Dermatology Clinic of
Munich, Germany)
9. Para peneliti di Cancer and Immuno-Biological Laboratory of Germany membuktikan Habbatus Sauda berupaya meransang 'bone marrow' dan sel-sel immuniti, meningkatkan produksi 'interferon' dan mempertahankan sel-sel tubuh terhadap kerusakan sel oleh virus. 10. Habbatus Sauda juga berupaya memusnahkan sel-sel tumor dan meningkatkan jumlah antibodi yang menghasilkan "B cells".
10. Penelitian yang dilakukan di Arab Saudi mendapati, Habbatus Sauda berupaya meningkatkan sistem imunisasi anda (daya melawan penyakit). Oleh karena itu ia mungkinkan dalam pencegahan kanker, AIDS dan penyakit-penyakit yang lain.
Aktivitas Lain Dari Habbatus Sauda
Selain uraian dari hasil-hasil penelitian di atas Habbatus Sauda juga memiliki aktivitas yang lain seperti:
1. Aktivitas Anti-histamine
Histamine ialah bahan yang dikeluarkan oleh sel-sel di dalam tubuh yang menyebabkan kesan-kesan allergic (alahan). Habbatus Sauda mengandungi bahan penghalang protein kinase C, sejenis bahan yang mencetus penghasilan histamine. Oleh kerana pengidap penyakit asma selalunya mengalami masalah alahan, Habbatus Sauda mungkin baik diambil secara berterusan oleh pesakit- pesakit ini.
2. Aktivits Anti-tumor
Penelitian in vitro menunjukkan Habbatus Sauda berupaya menghalangi pembentukan sel-sel tumor. Oleh karena itu ia baik untuk digunakan untuk membantu menghalang penyakit kanker.
3. Aktivitas Anti-bakteri
Penyelidikan atas bahan ini menunjukkan adanya aktivitas anti-bakteri. Habbatus Sauda berupaya menghambat aktivitas bakteri seperti E.coli, V.cholera dan spesies Shigella. Ini menunjukkan Habbatus Sauda baik untuk mereka yang menghidap beberapa jenis penyakit seperti diare dan masalah-masalah perut yang lain.
4. Anti-radang (anti-inflammation)
Habbatus Sauda mampu mengurangi radang (bengkak). Oleh itu ia baik untuk penyakit asma (mengurangi radang dalam paru-paru), eczema , kulit merah dsb) dan arthritis (bengkak sendi).
Penggunaan Secara Tradisional
Menurut Prof Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia: Rempah, Rimpang, dan Umbi biji jintan hitam itu mampu pula mengobati sakit perut, disentri, keracunan jamur, kembung, batuk, radang lambung, gonorrhoea, lepra, digigit ular, wasir, cacar air, dan lain-lain. Untuk mendapatkan khasiat jintan hitam, bisa dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah untuk pengobatan luar dengan menghaluskan bijinya.
Bubuk jintan dihisapkan ke hidung (rhinitis dan influenza), atau dicampur dengan ramuan lain lalu ditempelkan pada bagian yang sakit. Cara kedua adalah dengan merebus biji atau bubuk jintan hitam dan dicampur bahan lain, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, biasanya digunakan guna mengobati radang selaput lendir hidung (rhinitis), difteri (dioleskan ke seluruh tubuh), batuk rejan (dioleskan di dada dan leher), dan influenza.
Penggunaan jintan hitam dengan cara kedua adalah untuk pengobatan sembelit, disentri, gonorrhoea, batuk, digigit ular, keracunan jamur, radang lambung dan usus, serta muntah-muntah. Dalam pengobatan cacar air, 1 sendok teh jintan hitam dihaluskan bersama sebuah labu siam, 5 gram pinang, 3 lembar daun sirih, 1 siung bawang merah, 5 gram bangle, dan sebatang serai. Setelah itu, dicampur air masak dan disaring. Airnya diminum sehari tiga kali sebanyak tiga sendok makan.



PENUTUP
Dari uraian di atas semakin meyakinkan kita bahwa Islam adalah Ad-Din yang dengan petunjuk wahyu dan hadits dari sisi manapun seseorang mengambilnya pasti akan memperoleh kebaikan, sebagai contoh mengenai pemanfaatan Habbatus Sauda (Jintan Hitam) dalam bidang pengobatan.
Apa yang telah dijelaskan hanyalah setitik air dari samudra wahyu dan Ilmu Allah Subhanahu wa Ta'Ala yang apabila semakin diselami semakin menunjukkan kelemahan kita sebagai insan yang lemah maka cukuplah firman Allah
Subhanahu wa Ta'Ala yang artinya "Katakanlah Sekiranya Air Dari Samudra Dijadikan Tinta Untuk Menulis Kalimat Allah Subhanahu wa Ta'Ala Maka Akan Habislah (Air Samudra Itu) Sebelum Seluruh Kalimat Allah Subhanahu wa Ta'Ala Selesai Ditulis Meskipun Ditambahkan Lagi Air Samudra Dalam Jumlah Yang Sama" (Q.S Al-Kahfi ayat 109). Wallahu Ta'Ala 'Alam.


PUSTAKA
1. Departemen Agama (1993), " Al Qur'an dan Tejemahannya " Jakarta.
2. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, (1979), " Materia Medika
Indonesia", edisi V, Jakarta.
3. Tjitrosoepomo,(2000),''Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
4. http://www.islamicvoice.com Vol 13-08 No:152 Agustus 1999
5. http://www.w3.org/TR/REC-html40._Oktober_2005
6. http://www.akarherba.com._Oktober_2004

Sumber: www.wahdah-jakarta.com oleh : Ahmad Najib, S.Si. Apt

Baca Selanjutnya... »»

Jejak Kedokteran islam

Sebagai pemuncak peradaban terbaik di dunia, Islam telah menorehkan begitu banyak warisan kepada umat manusia. Karya mereka tak lagi sebatas kitab-kitab klasik yang menjadi rujukan hingga kini. Bahkan lebih dari itu, ia telah menyentuh segenap sendi-sendi kehidupan masyarakat. Ragam warisan tersebut bisa kita rasakan pada seni arsitektur bangunan, tatanan kota , ilmu astronomi, budaya dan berbagai khazanah lainnya. Yang pasti, ilmu kedokteran adalah satu dari sekian banyak warisan
berharga dalam torehan sejarah peradaban umat manusia.

Berbeda dengan ilmuwan lain, para ilmuwan muslim tetap mengacu kepada al-Qur'an dan sunnah sebagai pijakan utama dalam mengembangkan ilmu-ilmu kedokteran mereka.

Hal ini terus mereka lakoni hingga menapak puncak pencapaian terbaik dalam peradaban dunia. Dalam mengembangkan ilmu kedokteran, para ilmuwan tak bekerja sendirian. Namun mereka bekerja sama dengan sang khalifah sebagai pemegang tampuk kekuasaan pada saat itu. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah gerakan terjemah. Berbagai literatur kedokteran dari bangsa-bangsa lain utamanya Yunani mereka terjemahkan dalam bahasa Arab. Hal ini berlangsung pada abad ke-7 hingga ke-8 Masehi.



Adalah al-Ma'mun seorang khalifah dari Dinasti Abbasiyah yang sangat berperan dalam gerakan terjemah tersebut. Selain memberikan dorongan moril, khalifah tak segan–segan menawarkan bayaran yang tinggi kepada para mutarjim (penerjemah) saat itu. Hasilnya, mereka saling berlomba-lomba menerjemahkan berbagai karya-karya kuno dan literatur penting lainnya ke dalam bahasa Arab. Berkat usaha tak kenal lelah, akhirnya gerakan terjemah literatur yang berlangsung pada abad ke-7 dan ke-8 M menuai hasilnya. Pada abad-abad selanjutnya, dunia kedokteran Islam begitu pesat berkembang. Jauh meninggalkan bangsa-bangsa lain yang masih terpuruk dengan segala doktrin kebodohannya. Ibaratnya, kota London dan Paris masih tenggelam
dengan jalanan berlumpurnya. Kota-kota Islam telah penuh kemilau dengan segala pesona dan khazanah peradaban yang tinggi. Puncak masa keemasan terjadi pada abad 9 hingga 13 M. Dunia kedokteran Islam berkembang begitu pesat. Sejumlah Rumah sakit nan megah berdiri di berbagai wilayah kaum muslimin.
Pada masa tersebut, rumah sakit berperan ganda. Ia tak hanya berfungsi sebagai tempat merawat dan mengobati pasien sakit, tapi juga sebagai media para dokter muslim bertukar wawasan dan menimba ilmu pengetahuan. Cikal bakal rumah sakit sendiri telah ada sejak masa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam di Madinah. Dalam berbagai peperangan, Rasulullah sealu membawa pasukan khusus yang berperan sebagai tim medis. Mereka telah menyiapkan berbagai peralatan dan perbekalan medis yang diangkut oleh beberapa onta. Bak klinik berjalan, tim medis ini bertugas merawat dan mengobati tentara muslim yang terluka dalam peperangan. Mereka berpindah-pindah dari satu kancah peperangan ke kancah lain. Dalam sejarah tercatat, rumah sakit pertama yang dibangun kaum musimin berdiri di kota Damaskus, Syiria pada masa pemerintahan Khalifah al-Walid (706 M) dari Dinasti Umayyah. Seiring waktu berjalan, rumah sakit tersebut dinamai an-Nuri. Diambil dari nama Khalifah Nuruddin
Zanki. Seorang pahlawan Islam dalam sejarah Perang Salib. Dengan segala kemajuannya, rumah sakit Islam an-Nuri telah menerapkan rekam medis (medical record).
Sebuah terobosan awal yang sangat langka pada masa tersebut. Dalam perkembangannya, rumah sakit an-Nuri juga berperan ganda sebagai sekolah kedokteran. Sederet ilmuwan ternama menjadi alumni dari almamater an-Nuri. Diantara mereka adalah Ibn an-Nafis (1208-1288 M), ilmuwan muslim penemu teori sirkulasi paru-paru. Salah satu karyanya yang sangat terkenal adalah Mujaz al-Qanun. Sebuah buku berisi revisi atas tulisan Ibnu Sina sebelumnya. Di kota Baghdad sendiri berdiri sejumlah rumah sakit besar. Diantaranya, rumah sakit Baghdad pada masa pemerintahan Khalifah Harun ar-Rasyid. Rumah sakit ini dikepalai langsung oleh ar-Razi (841-926 M), seorang dokter spesialis peyakit dalam. Oleh barat, ia mendapat sebutan Razes. Pemilik nama lengkap Abu Bakar Mohammad Ibn Zakaria ar-Razi ini juga menjabat dokter pribadi khalifah. Berbagai karya monumental lahir lewat tangannya. Diantaranya berjudul al-Mansuri (Liber al-Mansofis), al-Murshid (tentang pengobatan berbagai penyakit), dan al-Hawi yang terdiri dari 22 volume. Rumah sakit lainnya di Baghdad adalah al-Adudi (982 M). Nama bangunan tersebut diambil dari nama Khalifah Adud ad-Daulah. Sebuah bangunan termegah dan terlengkap peralatannya pada masanya. Sebelumnya Abu Bakar
ar-Razi, sang konsultan rumah sakit meletakkan potongan daging yang digantung di beberapa tempat di wilayah sekitar sungai Tigris . Hal ini enguji potongan daging tersebut dengan pendekatan bio sistem. Tempat dimana daging itu lama baru membusuk menandakan tempat yang layak endirikan rumah sakit. Manajemen perawatan yang tertata rapi menjadi ciri khas rumah sakit al-Adudi. Para pasien juga dibedakan antara pasien inap dan non inap. Tentunya dengan servis dan pelayanan yang berbeda. Sayang, kini ia tinggal kenangan. Bangunannya hancur pada masa invasi tentara Tartar pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad (1258 M). Tak cuma Baghdad , di beberapa wilayah lainnya, ilmu kedokteran Islam juga terus mengalami perkembangan. Di Mesir misalnya, tepatnya di kota al-Fustat (sekarang Kairo), Ahmad ibn Tulun membangun rumah sakit al-Fusta (872 M). Rumah sakit ini dilengkapi dengan perpustakaan yang kaya akan literatur medis. Di Tunisia, berdiri bangunan megah bernama rumah sakit al-Qairawan (830 M) di wilayah kota ad-Dimnah. Rumah sakit ini bahkan sudah menerapkan sekat pemisah antara ruang tunggu pengunjung dan pasien. Bangunan rumah sakit yang lain bisa kita jumpai di Maroko. Di sana Khalifah al-Manshur Ya'qub ibn Yusuf mendirikan rumah sakit Marakesh. Arsitektur yang indah menjadi daya tarik tersendiri bangunan ini. Sebab ia dihiasi taman bunga dan penuh dengan pohon buah-buahan. Di kota lainnya, Granada juga berdiri bangunan rumah sakit Granada (1366 M). Di kota Yerussalem, berdiri sebuah rumah sakit bernama as-Sahalani (1055 M). Oleh Panglima Shalahuddin al-Ayyubi nama rumah sakit ini berganti menjadi as- Salahani Hospital . Sebelumnya ia pernah bernama rumah sakit Saint pada era pasukan Salibis berkuasa. Di tangan Shalahuddin, rumah sakit ini mengalami perluasan dan pembenahan hingga akhirnya bangunan rumah sakit lantak terkena gempa bumi kala itu (1458 M). Lengkapnya sarana dan prasarana kedokteran merangsang para ilmuwan terus berprestasi di bidangnya masing-masing. Hasilnya, sejumlah tokoh kedokteran muslim bersinar dengan keahlian dan spesialis yang
berbeda-beda. Diantara mereka muncul Judis ibn Bahtishu, dekan sekolah kedokteran di Baghdad, Ibn Maimun, Abu Bakar ar-Razi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan az-Zahrawi atau Abulcasis (930-1013 M), seorang dokter gigi dan ahli bedah terkemuka di Arab. Alumnus Universitas Cordoba ini juga menjabat dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman III. Tokoh kedokteran lainnya adalah Ibn an-Nafis, kepala rumah sakit al-Manshuri di Kairo, Ibnu Wafid Al-Lakhm, dokter terkemuka di Andalusia, Ibnu Tufail (1100-1185 M), dan al-Ghafiqi, seorang tabib kolektor tumbuh-tumbuhan herbal dari Spanyol dan Afrika. Ibnu Sina atau lebih terkenal dengan sebutan Avicenna (980-1037 M) ini mulai meroket ketika ia membukukan berbagai teori dan penelitiannya di bidang medis. Salah satu karya fenomenalnya adalah al-Qanon fi at-Thib atau Canon of Medicine. Sebuah karya yang menjadi rujukan utama sekolah-sekolah kedokteran di Eropa hingga abad 17. Kitab tersebut berisi ensiklopedia kesehatan dan kedokteran yang yang mencapai satu juta kata! Legenda medis lainnya adalah Ibnu Rusyd atau Averroes (1126-1198 M). Setara dengan Ibnu Sina, kontribusi Ibnu Rusyd dalam bidang kedokteran tak sebatas dalam lingkup umat Islam semata. Bahkan karya-karyanya telah merambah hingga belahan benua Eropa. Diantara karyanya berjudul al-Kulliyat fi at- Thibb (Colliyet). Buku tersebut memuat rangkuman ragam ilmu kedokteran. Buku lainnya berjudul at-Taisir. Sayang, kilau ilmu pengetahuan yang pernah memancar dari peradaban Islam meredup perlahan. Pasca abad 13 M, ilmu kedokteran yang berkembang
lewat pakar-pakar muslim mengalami stagnan. Beberapa bangunan fisik rumah sakit dan perpustakaan masih berdiri hingga kini. Namun ia tak sanggup lagi memancarkan sinar kemilau. Bahkan cahayanya kian redup seiring kemunduran umat Islam pada masa itu.

Sumber : www.wahdah-jakarta.com oleh : abu jaulah

Baca Selanjutnya... »»

Ikhwan (orang yang belajar islam) itu manusia biasa

Ikhwan hanyalah manusia biasa yang lebihnya dipandang orang karena bergelut dengan agama dan mempunyai kemauan dan keyakinan tentang wajibnya belajar islam. Nah kalau seorang ikhwan keliru maka kelirunya adalah sifat manusianya bukan Islamnya.....

Islam itu agama suci, turunnya juga di bulan yang suci serta melalui malaikat yang suci serta disampaikan buat seluruh umat manusia dibumi ini. Sampai dimana batas kita bersaudara...??
Nanti dulu.... saudara itu sesungguhnya bukan di ikat oleh talian darah atau kungkungan geografis, tapi saudara itu di ikat oleh kesamaan ideologi (aqidah) alias agama. Makanya kita semua umat islam diseluruh dunia ini bersaudara, dan kita berkewajiban membela harga diri saudara kita " maka bantulah saudara kita di Palestina" firman Allah dalam surat alhujurat ayat 10. "sesungguhnya hanyalah orang-orang yang beriman itulah yang bersaudara".
Dalam riwayat At-Tirmidzi (no. 2032) dengan lafazh:

Dari shahabat ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallah ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam naik ke atas mimbar kemudian beliau berseru dengan suara yang sangat keras seraya berkata:


“Wahai segenap orang-orang yang berislam dengan ucapan lisannya namun keimanannya tidak menyentuh qalbunya, janganlah kalian mengganggu kaum muslimin, janganlah kalian mencela mereka, dan janganlah kalian mencari-cari aib mereka. Karena barangsiapa yang mencari-cari aib saudaranya muslim, maka pasti Allah akan terus mengikuti aibnya.
Barangsiapa yang diikuti oleh Allah segala aibnya, maka pasti Allah akan membongkarnya walaupun dia (bersembunyi) di tengah rumahnya.”

Maka suatu ketika Ibnu ‘Umar Radhiyallah ‘anhuma melihat kepada Ka’bah dengan mengatakan (kepada Ka’bah): “Betapa besar kedudukanmu dan betapa besar kehormatanmu, namun seorang mukmin lebih besar kehormatannya di sisi Allah dibanding kamu.

Baca Selanjutnya... »»
DOKTER MUSLIM © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute